Sabtu, 10 Desember 2011

EPILEPSI


Epilepsi atau sawan/penyakit ayan adalah suat gangguan sarafyang timbul secara tiba-tiba dan berkala, biasanya dengan perubahan keasdaran.  Penyebabnya separuh dari kasus epilepsi disebabkan oleh cederaotak seprti gegar otakberat atau infeksi (meningitis/encerfalitis). Juga infark otak dan perdarahan otak (beroerte), kekutangan oksigen selama persalinan serta abses atau tumor dapat menimbulkan cacat dan epilepsi. Epilepsi adakalanya juga dapat dicetuskan oleh obat seperti petididn, asam nalidiksat, klorpromazin, imipramin dan MAO-Blocker. Begitu pula akibat penyalah Gunawan alkohol dan Drug.  Hanya sekitar 20% dari kasus epilepsi tidak diketahui penyebabnya, tetapi keturunan (faktor herediter) memegang peranan.
Jenis Epilepsi
1.        Grand mal atau serangan tonis klonis ‘generalized’
Ciri-cirinya :
-          kejang kaku bersamaan dengan kejutan – kejutan ritmis dari anggota badan.
-          hilangnya untuk sementara kesadaran dan tonus. Pada umunya serangan diawali suat perasaan khusus (aura). Hilangnya tonus menyebabkan penderita terjatuh, kejang hebat dan ototnya menjadi kaku. Fase tonis berlangsung kira-kira 1 menit disusul oleh fase klonis dengan kejang-kejang dari kaki tangan, rahang dan muka.
-          Penderita kadang mengigit lidahnya sendiri dan juga dapat terjadi inkontinensia urin atau feces.
-          Gerakan ritmis dari kaki tanga secara tak sadar, sering kali dengan jeritan, mulut berbusa, mata membelalak.
-          Lamanya serangan berkisar antara 1 dan 2 menit disusul dengan keadaan pingsan selama beberapa menit dan sadar kembali dengan perasaan kacau serta depresi.
-          Serangan myoclonis yaitu kontraksi otot-otot simetris dan sinkron yang tak ritmis dari bahu dan tangan (tidak dari muka), berlangsung berurutan dengan jangka waktu singkat  kurang dari 1 detik.
-          Status epileptikus serangan yang bertahan lebih dari 30 menit berlangsung beruntun dengan cepat tanpa diselingi keadaan sadar. Situasi ini bisa fatal karena kesulitan pernafasan dan kekurangna oksigen di otak. Umunya disebabkan ketidakpatuhan penderita minum obat, menghentikan pengobatan secara tiba-tiba atau timbulnya demam.
2.        Petit mal
Ciri-cirinya :
-          Serangan singkat sekali antara beberapa detik sampai setengah menit dengan penurunan kesadaran ringan tanpa kejang-kejang.
-          Keadaan termangu-mangu (pikiran kososng, kehilangan kesadaran dan respons sasaat), muka pucat, pembicaraan terpotong-potong atau mendadak berhenti bergerak terutama anak - anak. Setelah serangan anak kemudian melanjutkan aktivitasnya seolah - olah tidak terjadi apa – apa
-          Serangan petit mal pada anak dapat berkembang menjadi gran mal pada usia pubertas.
3.        Parsial
Ciri- cirinya :
-          Berlangsung dengan kesadaran hanya menurun untuk sebagian tanpa hilangnya ingatan.
-          Penderita memperlihatkan kelakuan otomatis tertentu seperti gerakan mengunyam dan / menelan dan berjalan dalam lingkaran.
Penanganan  
1.        Tindakan utama
Selalu usahakan meniadakan penybab penyakit (misalnya tumor otak) dan menjauhkan faktor yang dapat memicu serangan (alkohol, stres, keletihan, demam, imunisasi dan gejolak emosi).

2.        Tindakan darurat
-          Waktu serangan hendaknya diusahakan jangan sampai penderita melukai dirinya sendiri, misalnya mengigit lidah.
-          Perhatikan saluran pernafasannya bebas dan tidak tersumbat.
3.        Tujuan
Serangan epilepsi dapat merusak sel-sel otak, terutang serangan grand mal dan menjadi beban sosial dan psikologis bagi penderita. Oleh karena itu perlu sekali terapi yang bertujuan utama untuk mencegah timbulnya kejang atau mengurangi sebanyak mungkin jumlah serangan tanpa mengganggu fungsi normal tubuh. Dengan pengobatan dan dosis yang tepat serangan epilepsi dapat ditekan.
Penanganan umum
-            Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah setiap minggu atau setiap bulan karena efek samping dari karbamazepin dapat terjadi gangguan darah, hepatitis dan lupus erythematodes.
-            Menekankan pada keluarga khususnya orang tua pasien bahwa obat harus diminum secara teratur setiap hari, sebaiknya pada saat yang sama, misalnya pada waktu makan atau sesudahnya.
-            Memberikan penjelasan mengenai sifat penyakit ini dapat membantu untuk bisa lebih baik menerima penderita anak ini dirumah maupun di masyarakat. Untuk menciptakan suasana di mana anak dapat menjalani hidupnya senormal mungkin dan dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Dalam hal ini diperlukan pedoman untuk menjamin keselamatan anak, misalnya menghindari berenang sendiri.
-            Mengawasi area bermain anak, jangan sampai mendekati air atau api. Dikhawatirkan akan membahayakan keselamatan anak apabila tiba-tiba penyakitnya kambuh.
-            Jangan menghentikan pengobatan tanpa sepengetahuan dokter, sebaiknya dokter menurunkan dosisnya secara bertahap sebelum dihentikan sama sekali.
-            Jika ada dosis yang terlewat diminum, segera minum obat yang terlupa itu. Namun jika sudah mendekati waktu minum dosis berikutnya, cukup meminum 1 dosis obat tersebut sesuai jadwal minum obat yang seharusnya. Jangan digandakan (minum 2 dosis sekaligus). Tetap jika terlewat lebih dari satu dosis sehari, segera beri tahu dokter.
-            Jangan meminum obat lebih dari dosis yang ditentukan, jangan meminum lebih sering dari frekuensi minum obat yang telah ditetapkan, dan jangan diminum untuk jangka waktu yang lebih lama dari yang disarankan oleh dokter.
Terapi serangan
            Kebanyakan lamanya serangan kurang dari 5 menit dan berhenti dengan sendirinya tanpa pengobatan. Bila berlangsung lebih lama, barulah harus diberikan obat sebagai berikut :
1.        Diazepam rektal
Jika belum menghasilkan efek sesudah 5-10 menit, pemberian dapat diulang atau diberi midazolam/klonazepam secara oromucosal.
2.        Diazepam intravena
Umumnya serangan berhenti dalam 5-15 menit. Dosis tidak boleh terlalu tinggi karena resiko depresi pernapasan. Bila penanganan belum berhasil dan terjadi status epilepticus, maka terapi segera dilanjutka di rumah sakit.
3.        Benzodiazepin /fenitoin
Pasien biasanya diberi diazepam 10 mg i.v, disusul dengan infus i.v dari 200 mg per liter selama 24 jam.
Terapi Pemeliharaan
1.        Epilepsi luas ‘generalized’
-          Pilihan pertama pada grand mal adalah valproat
-          Pada grand mal dengan serangan myoclonis dapat digunakan kombinasi dengan klonazepam
-          Kombinasi klonazepam – klobazam, karbamazepin – valproat dan lamotigrin – valproat juga sering kali efektif.
-          Pada bentuk tonis klonis karbamazepin, valproat atau fenitoin memberikan efek baik.

2.        Epilepsi Parsial
-          Pilihan pertama karbamazepin, valproat dan fenitoin.
-          Obat lain yang juga efektif adalah benzodiazepam, lamotrigin, topiramat dan vigabatrin.
3.        Kortikosteroid
Terutama digunakan bila penyakit menjadi parah, misalnya pada penderita lansia dapat diatasi dengan dosis rendah prednison (10 mg) yang sepanjang tahun dapat dikurangi sampai dosis pemeliharaan. Pada pasien yang lebih muda diperlukan dosis yang jauh lebih tinggi untuk waktu yang lama dengan resiko efek samping besar.
Obat – obat epilepsi
Antiepileptika adalah obat yang dapat menanggulangi serangan epilepsi berkat khasiat antikonvulsinya, yakni meredakan konvulsi (kejang klonus hebat)
1.    Obat generasi pertama
-          Barbital
Fenobarbital dan mefobarbital memiliki sifat antikonvulsif khusus yang terlepas dari sifat hipnotiknya.
-          Fenitoin
Senyawa hidantoin ini terutama digunakan pada grand mal.
-          Suksinimida
Etosuksimida dan mesuksimida, terutama digunakan pada petit mal.
-          Lainnya
Asam valproat, diazepam dan klonazepam, karbamazepin dan okskarbazepin.
2.    Obat generasi ke-2
Vigabatrin, lamotigrin dan gabapentin, felvamat, topiramat dan pregabalin. Obat ini umumnya tidak diberikantunggal sebagai monoterapi, melainkan sebagai tambahan dalam kombinasi dengan obat-obat klasik (generasi ke-1).



Zat – zat tersendiri
1.    Generasi pertama
-          Asam valproat
Merupakan obat pilihan pertama pada absences, dalam kombinasi dengan obat lain juga efektif pada grand mal dan serangan psikomotor. Mekanisme kerja berdasarkan hambatan enzim yang menguraikan GABA, sehingga kadar neurotransmitter di otak meningkat. Resorpsi di usus cepat, setelah 15 menit sudah tercapai kadar plasma maksimal. Efek samping yang sering terjadi adalah gangguan saluran cerna yang bersifat sementara, adakalanya juga sedasi, ataksia, udema pregelangan kaki dan rambut rontok. Kenaikan berat badan terutama pada remaja puteri.
-          Karbamazepin
Selain bekerja antikonvulsi, juga berkhasiat antidepresiv dan antidiuretis. Resorpsi lambat dan kadar maksimal dalam plasma dapat tercapai setelah 4-24 jam. Efek samping yang paling sering terjadi berupa sedasi, sakit kepala, pusing, mual, muntah dan ataxia yang umumnya bersifat sementara (lebih kurang 2 minggu).
-          Okskarbazepin
Adalah derivat yang sama efektifnya dengan karbamazepin pada dosis 50% lebih tinggi.  Efek samping lebih ringan, khususnya rash. Terutama digunakan pada serangan tonis klonis ‘generalized’ dan epilepsi parsial. Resorpsi cepat  dan hampir sempurna (95%).
-          Fenobarbital
Terutama digunakan pada serangan grand mal dan status elipticus berdasarkan sifatnya yang dapat memblokir pelepasaan muatan listrik di otak. Resorpsi di usus baik (70-90%). Efek samping pusing, mengantuk, ataksia, dan pada anak-anak mudah terangsang.
-          Fenitoin
Terutama efektif pada grand mal dan serangan psikomotor, tetapi tidak boleh diberikan pada petit mal karena dapat memprovokasi absences.resorpsi di usus cukup baik. Efek samping hiperplasia gusi (tumbuh berlebih) dan obstipasi, pusing, mual dan bertambahnya rambut/bulu badan.
-          Diazepam
Dugunakan pada epilepsi dalam bentuk injeksi i.v terhadap status epilepticus. Pada penggunaan oral dan dalam klisma. Resorpsi baik dan cepat tetapi dalam bentuk supositoria lambat dan tidak sempurna. Efek samping mengantuk, termenung-menung, pusing dan kelemahan otot.
-          Etosuksimida
Efektif terhadap serangan absences, daya kerja panjang, efek samping mengantuk dan termenung-menung, sakit kepala, anoreksia, mual, juga bersedawa.
2.        Generasi kedua
-          Felbamat
Digunakan sebagai obat tambahan bila karbamazepin atau fenitoin tunggal kurang berkhasiat. Efek samping yang serius berupa anemia aplastis dan gangguan fungsi hati, mual, muntah, gangguan penglihatan, pusing dan reaksi alergi pada kulit.
-          Gabapentin
Digunakan sebagai tambahan pada epilepsi parsial. Efek sampin mengantuk, pusing, ataksia, perasaan letih dan meningkatnya berat badan.
-          Lamotrigine
Digunakan pada epilepsi grand mal dan parsial, efek samping berupa radang kulit (2-3%) biasa timbul dalam waktu 3 minggu setelah terapi dimulai dan hilang sendirinya setelah pengobatan dihentikan.
-          Pregabalin
Diindikasikan pada terapi tambahan epilepsi parsial dan untuk penanganan nyeri neuropatis perifer. Efek samping mengantuk dan vertigo reversibel yang hilang setelah pengunaan selama 3-4 minggu, gangguan ingatan dan konsentrasi, mudah tersinggung, tremor dan gangguan lambung usus, berat badan meningkat.


-          Tropiramat
Digunakan sebagai adjuvan pada epilepsi parsial dan / epilepsi luas tonis klonis. Efek samping mirip pregabalin kecuali  menurunkan berat badan.

Literatur :
Sukandar, E.Y. et al. 2009. ISO Farmakotrapi. PT. ISFI Penerbitan. Jakarta.

Tjay, T. H. & Rahardja K. 2002. Obat-obat Penting Khasiat, Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.